Langsung ke konten utama

Mengenali benjolan pada payudara

Menurut Prof. Dr. Zubairi Djoerban, KHOM., Professor of Internal Medicine, di Divisi Hematology Medical Oncology di Universitas Indonesia, di berbagai negara, termasuk di Indonesia, kecenderungan seorang wanita untuk mendapati benjolan pada payudaranya cukup sering. Dan gejalanya juga beragam, bisa tidak terasa apa pun hingga rasa nyeri yang menusuk-nusuk. Jadi apa sebenarnya benjolan pada payudara?

Prof. Zubairi menjelaskan bahwa benjolan pada payudara bisa dibagi dua: kanker dan bukan kanker. Benjolan yang bukan kanker itu sendiri terbagi lagi menjadi tumor dan bukan tumor. Tumor itu sendiri masih terbagi lagi:

  1. Kista sederhana adalah kantung berisi cairan yang dapat membesar dan nyeri (umumnya sebelum menstruasi) dan sering terjadi pada wanita usia produktif yang masih mengalami menstruasi.

  2. Fibrokistik payudara bisa terjadi karena pertumbuhan berlebihan jaringan ikat payudara yang dapat teraba sebagai benjolan. Selain pada jaringan ikat, juga bisa terbentuk banyak kantung cairan (kista) yang umumnya bersifat jinak.

  3. Fibroadenoma mamma merupakan tumor jinak payudara yang teraba sebagai benjolan licin yang kenyal seperti karet dan mudah digerakkan, umum dijumpai pada wanita yang belum mengalami menopause.

  4. Papiloma adalah tumor jinak kecil yang tumbuh di saluran kelenjar susu. Jika seseorang menderita papiloma, payudara dapat mengeluarkan cairan bening kemerahan dikarenakan bercampur darah.


Dalam ilmu kedokteran, yang dimaksud dengan tumor adalah semua penumbuhan jaringan yang berlebihan dan membentuk penumpukan massa pada bagian tubuh manapun, bisa jinak maupun ganas. Tumor ganas disebut kanker. Sedangkan kista adalah tumor yang berupa kantung berisi cairan. Jadi kista bisa disebut sebagai tumor jinak. “Pada sebagian besar kasus kista payudara, tidak cenderung menjadi kanker. Tapi Anda memang harus sering melakukan periksa payudara sendiri secara berkala dan kontrol ke dokter setiap 6 bulan hingga 1 tahun sekali,” kata Zubairi.

Perlukah operasi pengangkatan kista?

Kista yang terasa amat nyeri atau membesar dengan cepat memang biasanya akan disarankan untuk dioperasi agar rasa sakitnya hilang. Namun, tidak menjamin kista tidak akan tumbuh kembali. Jika Anda masih mengalami siklus menstruasi, maka fluktuasi hormon juga akan terus terjadi, yang bisa membuat pembuluh payudara membesar dan membentuk kista.  Meski demikian, tidak semua kista pada payudara harus dioperasi. Prof. Zubairi mengatakan bahwa langkah pertama penanganan kista adalah dengan melakukan evaluasi. “Bisa dengan melakukan USG atau dengan aspirasi jarum halus, atau dengan mammografi,” paparnya. USG atau Ultrasonografi serta aspirasi (mengosongkan cairan yang ada di dalam kista dengan jarum halus) diperlukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Prosedur operasi hanya akan dilakukan ketika diketahui bahwa cairan yang ada di dalam kista berisi darah, atau jika kista bertambah banyak dalam jangka waktu tidak terlalu lama, dan jika setelah dilakukan aspirasi, kista tidak juga menghilang.

Merawat Payudara

Periksa payudara sendiri (atau sering disingkat menjadi jargon “SADARI”) sangat penting untuk mendeteksi dini adanya abnormalitas pada payudara Anda. Idealnya, pemeriksaan dilakukan sekitar satu minggu setelah Anda menstruasi. Perubahan fibrokistis payudara umumnya akan terasa tidak beraturan bentuk dan bisa bergerak ketika ditekan, Anda juga mungkin menemukan lebih dari satu benjolan. Sementara benjolan tumor ganas umumnya terasa keras, padat, dan tidak bergerak jika Anda tekan. Segera periksakan ke dokter jika Anda menemukan ada benjolan yang terlihat aneh.

Meski perubahan fibrokistis payudara adalah hal normal yang umumnya bisa hilang sendiri tanpa pengobatan, Anda bisa mengurangi rasa nyeri yang timbul melalui berbagai hal dibawah, tentunya setelah berkonsultasi dengan dokter:

  • Bicarakan dengan dokter mengenai kemungkinan memakai pil KB untuk mengatur kadar hormon pada tubuh Anda.

  • Kurangi konsumsi kafein yang ada pada kopi, minuman soda, teh jenis tertentu, dan coklat.

  • Mengonsumsi vitamin E juga bisa membantu mengurangi masalah kista jamak. Meski demikian, Prof. Zubairi mengingatkan Anda untuk tidak mengonsumsi vitamin E terlalu banyak. Dosis yang dianjurkan tidak lebih dari 600mg per hari.

  • Gunakan bra yang tepat, atau pakai sport bra yang bisa menyangga payudara Anda dengan baik. Menjelang tidur, pilih bra yang nyaman dipakai.

  • Kompres air hangat pada payudara bisa membantu mengatasi nyeri payudara.

  • Jika Anda baru saja melahirkan, menyusui ASI adalah cara terbaik mengosongkan payudara sehingga mencegah penyumbatan pembuluh payudara.




 Sumber: parentsindonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waspadai 5 gejala kanker serviks

Gejala kanker serviks seringkali disalahartikan sebagai gejala menstruasi biasa. Salah satu hal yang menyebabkan kanker serviks menjadi berbahaya adalah gejalanya yang tak jelas sehingga terlambat untuk dirawat dan diobati. Kanker serviks sering ditemukan ketika sudah sampai tahap sedang dan menunjukkan gejala berbeda antara satu wanita dan wanita lainnya. Untuk itu sebaiknya wanita selalu mewaspadai gejala kanker serviks yang tersembunyi, seperti dilansir oleh Health Me Up berikut ini. 1. Pendarahan yang tak normal Setiap wanita yang memiliki kanker serviks sering mengalami pendarahan yang tak normal pada vagina mereka. Pendarahan ini bisa bervariasi dari parah hingga biasa dalam sebulan. 2. Keputihan Salah satu tanda kanker serviks adalah peningkatan keputihan yang tak wajar. Meski begitu ini seringkali berbeda-beda pada wanita satu dan lainnya. Biasanya keputihan berbau tak sedap, kental, dan mengandung jamur. Jika Anda mengunjungi ahli kandungan, sebaiknya jelaskan pada dokter men...

Hindari minuman manis untuk perkecil risiko kanker selaput rahim

Takut gemuk mungkin sering dijadikan alasan wanita untuk tidak banyak-banyak minum soda dan minuman manis lainnya. Namun ternyata tidak hanya itu, sebuah studi baru mengungkap menghindari minuman tersebut juga dapat memperkecil risiko kanker endometrium atau selaput rahim di kemudian hari. Studi tersebut menemukan, wanita berusia lanjut yang minum banyak soda dan minuman manis lainnya saat muda cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kanker endometrium. Kanker yang dimaksud juga termasuk tumor di uterus yang menurut National Cancer Institute, sering terjadi pada wanita di usia 60 atau 70. Dalam studi baru, para peneliti menganalisa data pada lebih dari 23.000 wanita menopause di Iowa yang diikuti dari tahun 1986 hingga 2010. Mereka menemukan, peserta yang minum minuman manis dalam jumlah paling banyak memiliki risiko 78 persen lebih tinggi untuk mengalami tumor. Studi yang dipublikasi dalam jurnal Cancer Epidemiology, Biomarker, & Prevention tersebut menyimpulka...

Mitos dan fakta tentang kanker payudara

Ada sejumlah mitos tentang kanker payudara yang berkembang di kalangan masyarakat, tapi bagaimana fakta yang sebenarnya? Ahli ilmu penyakit dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ronald A Hukom, menepis mitos-motos itu dan menyampaikan fakta dalam acara Mom2MomTalk dengan tema dukungan bagi pengidap kanker payudara yang digelar Philips Healthcare Indonesia di Jakarta Selasa. Berikut beberapa mitos dan fakta mengenai kanker payudara: 1. Pemakaian deodoran dapat menyebabkan kanker payudara. "Banyak masyarakat yang menganggap bahwa penggunaan deodoran dapat memicu terjadinya kanker payudara, tapi sampai saat ini tidak ada laporan atau bukti yang kuat mengenai mitos ini," kata Ronald. 2. Mengkonsumsi makanan yang dibakar. Dokter yang juga bekerja di rumah sakit Kanker Dharmais Jakarta ini menyatakan, memakan makanan yang dibakar seperti sate dan ikan bakar memang dapat menyebabkan terjadinya kanker, namun ia menegaskan bukan kanker payudara, tapi kanker rongga mulut, ten...