Langsung ke konten utama

Obat-obatan yang meningkatkan risiko cacat lahir

Saat hamil, bukan hanya alkohol dan sushi yang harus dihindari. Konsumsi obat untuk meringankan hidung tersumbat (dekongestan) yang dijual bebas ternyata juga berisiko meningkatkan kelahiran bayi cacat.

Tim peneliti dari Harvard University and Boston University memeriksa 20.000 bayi dari berbagai negara bagian di AS pada dua dekade terakhir. Tim peneliti meminta perawat bertanya kepada ibu dari bayi-bayi itu apakah selama hamil minum obat dekongestan. Ternyata, beberapa jenis dekongestan meningkatkan risiko kecacatan tertentu pada bayi baru lahir.

Penelitian juga mengidentifikasi tiga bahan dekongestan yang berbahaya, terutama jika dikonsumsi pada trimester pertama dan atau menjelang kehamilan.

1. Phenylephrine
Phenylephrine meningkatkan risiko 8 kali lebih besar pada cacat endiocardial cushion, di mana kondisi dinding jantung bayi tidak terbentuk sempurna. Phenylephrine ditemukan pada merek obat dengan huruf PE di belakangnya, seperti Sudafed PE Congestionand dan Suphedrin PE.

2. Phenylpropanolaminea
Zat ini akan meningkatkan risiko cacat telinga sampai 8 kali. Zat ini juga meningkatkan risiko gangguan pada perut yang disebut pyloric stenosis. Walaupun sudah dilarang di Amerika, zat ini masih ada dalam pil seperti Accutrim and Dexatrim.

3. Pseudoephedrine
Pseudoephedrine meningkatkan risiko dinding perut yang tidak terbentuk sempurna. Kondisi ini disebutgastroschisis. Pada resep, obat ini merupakan pilihan, seperti Sudafed Congestion.

Sampai saat ini peneliti belum mengetahui bagaimana ketiga zat tersebut menyebabkan kecacatan. Namun, menurut peneliti, dekongestan mungkin menyempitkan saluran pembuluh darah. Jika dekongestan juga menyempitkan pembuluh darah rahim, maka aliran oksigen pada janin terganggu sehingga terjadi gangguan perkembangan.

Bagaimana jika telanjur mengonsumsi?

Peneliti menganjurkan agar ibu tidak terlalu mengkhawatirkan efek dekongestan. Namun, tetaplah waspada, mengingat obat-obatan umumnya tidak diuji coba pada wanita hamil.

Walau peningkatan risikonya sampai 8 kali, tetapi masih terbilang kecil. Misalnya Phenylephrine hanya memengaruhi 3 sampai 27 per 10.000 kehamilan. Untuk berjaga-jaga, sebaiknya jika Anda sedang hamil atau sedang dalam program kehamilan, jangan membeli obat secara bebas.

Sumber: Kompas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Deteksi kanker ovarium

Setelah kanker payudara, kanker ovarium merupakan 'bencana' bagi setiap wanita yang mengidapnya. Namun, 'bencana' bisa diatasi apabila kita telah mendeteksi sedini mungkin. Sebuah cara untuk mendeteksi kanker ovarium di stadium awal memiliki "potensi" untuk dikembangkan lebih lanjut. Tumor di ovarium sangat sulit di deteksi pada stadium awal, sehingga akan terlambat unruk mengobatinya ketika tumor itu ditemukan. Sebuah uji coba yang dilakukan oleh peneliti di Amerika Serikat, kepada 4.051 perempuan menunjukan sebuah metode yang bisa membedakan siapa yang membutuhkan pengobatan. Namun, penelitian lebih besar yang dilakukan di Inggris akan memberikan kesimpulan final saat prosesnya selesai pada 2015 mendatang. Ada tingkat kesembuhan hingga 90% ketika kanker ovarium berhasil dideteksi dini, dibandingkan dengan kurang dari 30% jika kanker ditemukan di stadium lanjut. Tak seperti kanker lainnya, gejala kanker ovarium yang umumnya seperti nyeri panggul dan perut ata

Deteksi dini benjolan di payudara

Wanita muda di usia produktif rawan terkena benjolan pada payudara, namun Anda tidak perlu cemas. Benjolan di payudara mungkin bukanlah kanker payudara, momok yang paling menakutkan bagi setiap orang. Sejauh ini, kanker payudara menempati posisi kedua dengan insiden sebesar 2181 kasus baru per tahun atau menempati 21% dari seluruh penderita kanker di Indonesia berdasarkan data Patologi Anatomi Indonesia 2006. Jumlah ini membengkak karena pasien yang datang untuk berobat ke dokter sudah pada stadium lanjut. Minimnya informasi yang diterima dan rasa malu membuat seorang wanita mengabaikan gejala awal kanker payudara. Padahal, dengan penanganan secara dini, kanker payudara bisa disembuhkan. “Benjolan di payudara bukan menjadi petaka bagi seorang wanita. Bila ditangani sejak dini dan menjalani pengobatan, maka diagnosa akan lebih cepat diketahui,” kata Angela Giselvania, spesialis onkologi di RS Gading Pluit pada acara yang seminar bertajuk “Mengenali, Mengatasi, dan Mencegah Benjolan di P

Waspadai 5 gejala kanker serviks

Gejala kanker serviks seringkali disalahartikan sebagai gejala menstruasi biasa. Salah satu hal yang menyebabkan kanker serviks menjadi berbahaya adalah gejalanya yang tak jelas sehingga terlambat untuk dirawat dan diobati. Kanker serviks sering ditemukan ketika sudah sampai tahap sedang dan menunjukkan gejala berbeda antara satu wanita dan wanita lainnya. Untuk itu sebaiknya wanita selalu mewaspadai gejala kanker serviks yang tersembunyi, seperti dilansir oleh Health Me Up berikut ini. 1. Pendarahan yang tak normal Setiap wanita yang memiliki kanker serviks sering mengalami pendarahan yang tak normal pada vagina mereka. Pendarahan ini bisa bervariasi dari parah hingga biasa dalam sebulan. 2. Keputihan Salah satu tanda kanker serviks adalah peningkatan keputihan yang tak wajar. Meski begitu ini seringkali berbeda-beda pada wanita satu dan lainnya. Biasanya keputihan berbau tak sedap, kental, dan mengandung jamur. Jika Anda mengunjungi ahli kandungan, sebaiknya jelaskan pada dokter men