Langsung ke konten utama

Menyusui lindungi Ibu dari kanker payudara?

Menyusui anak dengan durasi lebih dari enam bulan akan melindungi wanita dari kanker payudara dalam jangka waktu yang panjang. Syaratnya, si ibu bukanlah perempuan perokok. Berdasarkan penelitian terbaru, merokok dapat menghambat manfaat menyusui, sehingga ada perbedaan sekitar 10 tahun dalam diagnosis dengan pasien kanker payudara yang tidak merokok. "Dan semua itu tergantung berapa lama mereka menyusui anak-anaknya," tulis situs Health Day, 15 Agustus 2013.

Mereka yang tidak merokok dan tidak menyusui, atau menyusui tak lebih dari tiga bulan, rata-rata didiagnosis mengidap kanker payudara pada usia 58 tahun. Sementara wanita yang tidak merokok dan menyusui lebih dari enam bulan, baru dinyatakan mengidap kanker payudara pada usia rata-rata 68 tahun. "Namun perempuan yang menyusui lebih dari enam bulan tapi merokok, didiagnosis dengan penyakit ini pada rata-rata usia 47 tahun."

Menurut peneliti University of Granada, Spanyol, Emilio Gonzalez-Jimenez, perempuan tidak merokok dan menyusui lebih dari enam bulan terdiagnosis kanker payudara lebih lama. Sekitar 20 tahun kemudian, ketimbang perempuan merokok, tidak menyusui, atau menyusui kurang dari enam bulan. "Meski banyak penelitian menghubungkan antara kehamilan dengan risiko kanker payudara, tapi hasil riset pada efek perlindungan menyusui terhadap penyakit ini menunjukkan hasil yang saling bertentangan," kata Gonzalez-Jimenez.

Tim Gonzalez-Jimenez meneliti catatan kesehatan lebih dari 500 wanita berusia 19 hingga 91 tahun. Mereka merupakan perempuan yang didiagnosis atau mendapat pengobatan kanker payudara dari 2004 hingga 2009, di Rumah Sakit Universitas Granada.

Dalam penelitiannya, ilmuwan menemukan hubungan antara menyusui dengan usia saat terdiagnosis kanker, tapi keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab-akibat. Hubungan ini terjadi ketika ada faktor keturunan dalam keluarga. Penelitian lain menunjukkan hubungan antara merokok dengan kanker payudara.

Direktur Breast and Gynecologic Cancer di American Cancer Society, Debbie Saslow, mengatakan riset ini berskala kecil. Sebab, hanya 26 perempuan tidak merokok dalam penelitian ini yang menyusui lebih dari enam bulan. Sementara penelitian sebelumnya menunjukkan hasil temuan yang beragam. "Banyak hasil riset menunjukkan bahwa menyusui memberikan efek perlindungan melawan kanker payudara, tapi efek ini kecil dan efeknya lebih lama jika Anda menyusui lebih lama," kata Saslow.

American Cancer Society memperkirakan lebih dari 234 ribu kasus kanker payudara terdiagnosis selama 2013. Sekitar 40 ribu kematian diperkirakan akan terjadi tahun ini akibat penyakit itu.

Berdasarkan data U.S Centers for Disease Control and Prevention, sebanyak 77 persen anak Amerika disusui ibunya pada saat dilahirkan. Namun dari bayi kelahiran 2010, hanya 49 persen yang masih menyusui saat berusia enam bulan dan hanya 27 persen yang masih disusui ketika berumur 12 bulan.

Sumber: Tempo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waspadai 5 gejala kanker serviks

Gejala kanker serviks seringkali disalahartikan sebagai gejala menstruasi biasa. Salah satu hal yang menyebabkan kanker serviks menjadi berbahaya adalah gejalanya yang tak jelas sehingga terlambat untuk dirawat dan diobati. Kanker serviks sering ditemukan ketika sudah sampai tahap sedang dan menunjukkan gejala berbeda antara satu wanita dan wanita lainnya. Untuk itu sebaiknya wanita selalu mewaspadai gejala kanker serviks yang tersembunyi, seperti dilansir oleh Health Me Up berikut ini. 1. Pendarahan yang tak normal Setiap wanita yang memiliki kanker serviks sering mengalami pendarahan yang tak normal pada vagina mereka. Pendarahan ini bisa bervariasi dari parah hingga biasa dalam sebulan. 2. Keputihan Salah satu tanda kanker serviks adalah peningkatan keputihan yang tak wajar. Meski begitu ini seringkali berbeda-beda pada wanita satu dan lainnya. Biasanya keputihan berbau tak sedap, kental, dan mengandung jamur. Jika Anda mengunjungi ahli kandungan, sebaiknya jelaskan pada dokter men...

Hindari minuman manis untuk perkecil risiko kanker selaput rahim

Takut gemuk mungkin sering dijadikan alasan wanita untuk tidak banyak-banyak minum soda dan minuman manis lainnya. Namun ternyata tidak hanya itu, sebuah studi baru mengungkap menghindari minuman tersebut juga dapat memperkecil risiko kanker endometrium atau selaput rahim di kemudian hari. Studi tersebut menemukan, wanita berusia lanjut yang minum banyak soda dan minuman manis lainnya saat muda cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kanker endometrium. Kanker yang dimaksud juga termasuk tumor di uterus yang menurut National Cancer Institute, sering terjadi pada wanita di usia 60 atau 70. Dalam studi baru, para peneliti menganalisa data pada lebih dari 23.000 wanita menopause di Iowa yang diikuti dari tahun 1986 hingga 2010. Mereka menemukan, peserta yang minum minuman manis dalam jumlah paling banyak memiliki risiko 78 persen lebih tinggi untuk mengalami tumor. Studi yang dipublikasi dalam jurnal Cancer Epidemiology, Biomarker, & Prevention tersebut menyimpulka...

Mitos dan fakta tentang kanker payudara

Ada sejumlah mitos tentang kanker payudara yang berkembang di kalangan masyarakat, tapi bagaimana fakta yang sebenarnya? Ahli ilmu penyakit dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ronald A Hukom, menepis mitos-motos itu dan menyampaikan fakta dalam acara Mom2MomTalk dengan tema dukungan bagi pengidap kanker payudara yang digelar Philips Healthcare Indonesia di Jakarta Selasa. Berikut beberapa mitos dan fakta mengenai kanker payudara: 1. Pemakaian deodoran dapat menyebabkan kanker payudara. "Banyak masyarakat yang menganggap bahwa penggunaan deodoran dapat memicu terjadinya kanker payudara, tapi sampai saat ini tidak ada laporan atau bukti yang kuat mengenai mitos ini," kata Ronald. 2. Mengkonsumsi makanan yang dibakar. Dokter yang juga bekerja di rumah sakit Kanker Dharmais Jakarta ini menyatakan, memakan makanan yang dibakar seperti sate dan ikan bakar memang dapat menyebabkan terjadinya kanker, namun ia menegaskan bukan kanker payudara, tapi kanker rongga mulut, ten...